• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Restoran Anti Viral, Namun Dikerubuti FOMO!

img

Seleramasakan.biz.id Selamat membaca semoga bermanfaat. Sekarang saatnya berbagi wawasan mengenai Restoran, Kuliner, Viral, FOMO, Trend Kulinari. Penjelasan Artikel Tentang Restoran, Kuliner, Viral, FOMO, Trend Kulinari Restoran Anti Viral Namun Dikerubuti FOMO Pelajari setiap bagiannya hingga paragraf penutup.

Kontroversi di Balik Fenomena Influencer Makanan

Baru-baru ini, berita yang dilansir dari New York Times mencuat mengenai perilaku sejumlah influencer yang mengunggah video saat mereka menikmati makanan di restoran. Pemilik restoran, Chris D'Sylva, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap mereka yang membuat konten saat bersantap. Meskipun influencer telah berkontribusi dalam mempopulerkan berbagai restoran, tindakan mereka yang melanggar aturan tidak tertulis dianggap memicu masalah.

Regulasi Tak Tertulis

Chris D'Sylva menilai bahwa para influencer ini tidak menghargai nilai makanan yang disajikan. Di restorannya, Tuna Fight Club yang terletak dekat Notting Hill, London, terdapat aturan tidak resmi yang melarang pelanggan untuk membuat konten promosi saat makan. Chris berpendapat bahwa pengalaman bersantap yang ditawarkan di restoran harusnya menjadi momen yang eksklusif, bukan sekedar ajang untuk mendapatkan 'likes' di media sosial.

Dalam pandangannya, fenomena ini telah mengubah cara orang menikmati makanan. Chris menyatakan, Kami kedatangan orang-orang yang ingin mendapatkan konten dan pamor di media sosial. Ia merasa terganggu ketika restorannya dipenuhi oleh orang-orang yang datang hanya karena takut ketinggalan tren atau yang biasa dikenal dengan istilah FOMO.

Tuna Sirip Biru yang Berharga Tinggi

Salah satu menu andalan di restorannya adalah tuna sirip biru yang seharga Rp 287 juta, yang didatangkan langsung dari Heathrow, Inggris. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya Chris dalam menjaga atmosfer serta eksklusivitas pengelolaan restoran. Ia berupaya untuk menjaga agar suasana bersantapnya tetap premium dan bukan dengan kedatangan segerombolan orang yang hanya tertarik dengan tren media sosial.

Meski begitu, tidak semua pemilik restoran sependapat dengan pandangan Chris. Tuna Fight Club sendiri, yang menawarkan pengalaman menikmati tuna segar yang dipotong langsung oleh chef, baru-baru ini mengalami lonjakan popularitas setelah menjadi viral di TikTok.

Rencana ke Depan

Chris memiliki rencana untuk meredam kerumunan yang datang karena TikTok. Ia berencana untuk melakukan kurasi terhadap tamu yang datang ke restorannya dan mempertimbangkan penggunaan sistem lotere bagi pengunjung dari luar London. Dengan demikian, Chris berharap dapat menciptakan kembali pengalaman bersantap yang lebih intim dan berkualitas, tanpa gangguan dari perilaku berlebihan para influencer di media sosial.

Terima kasih telah mengikuti pembahasan restoran anti viral namun dikerubuti fomo dalam restoran, kuliner, viral, fomo, trend kulinari ini Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda semua kembangkan jaringan positif dan utamakan kesehatan komunitas. silakan share ke temanmu. cek artikel menarik lainnya di bawah ini. Terima kasih.

© Copyright 2024 - Selera Masakan Nusantara
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads